Magical May 2012

Bersyukur :))

/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:”Table Normal”;
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:””;
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:”Calibri”,”sans-serif”;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:”Times New Roman”;
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;}

Dear warga Ngerumpi,

Saya dan seorang teman, Kiki Raihan, sejak tanggal 1 Mei kemarin mencoba melakukan “gerakan kecil” di Twitter yang kami beri hashtag #MagicalMay2012. Tujuan dari gerakan kecil ini adalah untuk mengajak diri kami sendiri dan teman-teman yang lain untuk mendatangkan lebih banyak kebaikan dan kebahagiaan dalam hidup dengan cara lebih banyak bersyukur. Program ini hanya berlangsung selama 28 hari, jadi akan berakhir pada tanggal 28 Mei 2012.

Ini baru hari ke-3 dan memasuki hari ke-4, tapi beberapa di antara peserta sudah banyak yang mengalami keajaiban-keajaiban karena project ini. Saya sendiri merasa lebih tenang, dan puji Tuhan, saya juga kecipratan kejutan-kejutan manis dari semesta. Tawaran pekerjaan baru berdatangan, pikiran saya jauh lebih tenang, tidur lebih nyenyak.

Nah, tadi sore saya dan Mbak Nunik Rahmawati terlibat dalam obrolan kecil di Twitter, dan beliau menyarankan untuk mengajak warga Ngerumpi ikut serta dalam program ini. Mbak Nunik dan Simbok juga baru mulai berpartisipasi hari ini. Kata Mbak Nunik, “Biar semakin banyak hal positif yang terjadi di tengah kenegatifan yang berserakan.” Hehe.

Maka dengan ini, saya ingin mengundang teman-teman sekalian untuk ikut serta. Bagaimana caranya, silakan baca di halaman ini. Dan tugas harian saya update setiap pagi di halaman ini. Teman-teman boleh langsung menjalankan tugas yang saya posting terakhir, atau yang mau mulai dari hari pertama pun boleh. Mau ditulis di mana terserah, bahkan di buku tulis pun boleh. Bebas dan nyaman, pokoknya :D

Nggak ada kata terlambat untuk memulai sesuatu yang baik, saya rasa. Let’s invite happiness into our life!

Jus Jeruk Atau Es Teh Manis?

Orange Juice

Jumat sore. Hujan sempat turun sebentar, tapi cukup membasahi aspal dan mengguyur debu di jalanan. Saya dan seorang teman yang sudah sekian minggu tidak bertemu, menikmati senja berdua di Lotteria – sebuah resto cepat saji Korea yang menjual makanan Amerika. Aneh, memang.

Ditemani masing-masing segelas jus jeruk, dua potong ayam goreng bersalut tepung (yang terlalu tebal), sepiring nasi untuk saya, dan seporsi kentang goreng untuk dia, serta masing-masing sepiring salad ala kadarnya, kami pun mulai bercerita tentang perkembangan kehidupan kami masing-masing.

Dia nampak lebih gemuk. “Iya nih, gue naik 5 kilo”, ujarnya mengiyakan penglihatan saya. “Tapi lo keliatan segeran sih. Pasti lo lagi seneng ya?”, ujar saya kemudian. “Ah, semu”, katanya.

Semu.

Ternyata bahagia yang semu itu bisa menambah berat badan seseorang, sama seperti kesedihan yang tulus. Saya baru tahu itu, karena terus terang saya belum pernah mengalami bahagia yang semu. Tapi kesedihan yang dalam, sering. Bahagia yang nyata pun pernah. Dan lumayan sering.

Lalu dia mulai menjabarkan kebahagiaan semunya, sampai kemudian saya teringat “penglihatan” seorang teman lain untuk si teman yang ada di hadapan saya itu. Bahwa kisah cintanya ini akan membuatnya kehilangan banyak, meskipun pacarnya sebenarnya sangat serius untuk membina masa depan bersama teman saya ini. Dan dia pun teringat hal itu. “Gue keingetan terus malah sama omongan lo itu”, katanya.

Lalu saya berpikir: Bisa saja hal ini terjadi karena memang si lelaki ini “kurang tepat” untuk teman saya, atau teman saya diam-diam tanpa sadar mengamini “penglihatan” atas dirinya itu. Entahlah. Semesta lebih tahu tentang hal ini.

Di tengah percakapan, saya melihat BlackBerry saya mengedipkan lampu merah. Ada DM dan mention di Twitter saya. Ini:

Saya langsung melompat dan berteriak kegirangan! Padahal saya hanya iseng saat mengikuti kuis sore tadi itu. Tapi saya menang! Memang jumlahnya tidak terlalu besar, tapi sungguh – seandainya kuis itu tidak berhadiah pun saya akan tetap senang seandainya saya menang!

Saya serius!

Rasa menang itu selalu menyenangkan, sama menyenangkannya ketika mendapatkan hadiah. Tapi tidak sebegitu menyenangkannya seperti rasa dicintai oleh orang yang kita cintai.

Ah, balik-baliknya jadi ke situ lagi kan? :))

Anyway, ini twit-twit “kemenangan” saya tadi:

Menikahlah karena ingin, bukan karena harus.
5:24 PM – 20 April 12 via UberSocial for BlackBerry

Buat apa dinikahi kalau tidak dicintai?
5:13 PM – 20 April 12 via UberSocial for BlackBerry

Kemudian seseorang yang bernama @chilmia menambahkan:

Dan buat apa dicintai kalau tidak dinikahi?
5:34 PM – 20 April 12 via Plume for Android

Ah. Saya memang masih terlalu percaya bahwa cinta itu harus saling memiliki. Mungkin memang saya tidak termasuk golongan manusia yang berbesar hati yang dapat merelakan orang yang saya cinta mencintai orang lain. Buat saya, itulah kebahagiaan semu.

Sekarang saya tahu, mengapa saya tidak pernah mengalami kebahagiaan semu – karena saya terlalu egois untuk mencintai tanpa dicintai.

Jumat petang di Lotteria. Air jeruk kami habis, dan digantikan oleh dua gelas es teh manis. Sama manisnya, tapi beda rasanya. Tapi tetap kami habiskan.

Seperti itulah mungkin bedanya antara kebahagiaan semu, dan kebahagiaan nyata. Atau, antara kebahagiaan semu dengan kesedihan yang tulus.

Bahagia rasa apa yang kamu suka?

Bayangan Pukul 4 Pagi

Bukan ibu saya. Diperagakan oleh model. Halah.

Semalam saya tidur lebih cepat dari biasanya. Entah mengapa, seharian kemarin rasanya lelah sekali. Saya punya kebiasaan untuk mematikan semua telepon genggam saat beristirahat, karena saya mudah tergoda dan tidak mau tergoda untuk sesekali mencek mention di Twitter saya. Yes, I am a Twitter OD :))

Dan dini hari tadi, sekitar pukul 4 jam, saya telah terbangun. Entah kenapa saat ini memejamkan mata lagi, saya terbayang-bayang ketika mayat almarhumah ibu saya dipindahkan dari keranda ke meja porselen putih sehabis beliau dimandikan. Padahal kejadian itu terjadi pada bulan Desember 2005. Sudah hampir 7 tahun, dan semuanya masih tergambar jelas dalam ingatan saya.

Semoga ini pertanda baik dan bukan sekedar trauma masa lalu. Saya tidak pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya. Mimpi sih sering, tapi scene ini baru kali ini saya alami.

Semoga artinya beban lama hidup saya akan saya tinggalkan.

Iya, memang sih ini tidak ada hubungannya. Tapi saya rasa tidak ada salahnya berharap untuk hal yang baik, betapa pun absurd-nya. Sepagi apa pun, apa pun latar belakangnya.

Selamat hari Kamis.

(Rokok, mana rokok??!!!)